surat seorang photoshoper


Dear,

Saat itu kau tengah berdiri di bawah pohon akasia di depan rumahku. Saat itulah aku melihat sebuah senyuman terindah dalam hariku. Ingin kubuat layer baru dan ku hiasi dengan senyum itu. Tapi aku bingung, bagaimana aku bisa menyeleksi setiap bagiannya yang begitu sempurna, lasso toolku tak mampu mengikuti setiap garis yang terbentuk di tepiannya. Bahkan magic wand tak bisa untuk menguasai seluruhnya.

Akhirnya kubuat new layer. Dengan brush dan paint bucket, ku tuliskan isi hatiku padamu. Dengan warna-warna yang cerah, aku memenuhinya dengan shape cinta. Tanpa harus mengeblurnya karena ku ingin kau tahu bahwa rasa ini akan terlihat jelas dengan sedikit Brightness and contrast yang akan kutambahkan. Bahkan smart sharpen akan mempertajam resolusi cintaku agar kau tahu bahwa pixel-pixelnya begitu banyak tersusun membentuk sebuah gambar indah dan cantik secantik wajahmu.

Aku tahu jika setiap manusia tak ada yang sempurna, tapi aku akan berusaha menghapusnya dengan magic eraser agar setiap keburukan yang ada bisa ter-delete. Aku akan mencoba membersihkan setiap sisanya melalui healing brush, sehingga coretan-coretan yang sempat mengganggu hidupmu bisa tersamarkan. Jika perlu aku akan menclone stamp seluruh kebaikan untuk di replace dalam hidupmu. Kuharap kau akan segera tahu bahwa aku di sini tengah menunggu untuk di select all dan di drag menuju hatimu. Meskipun banyak history masa lalu yang mungkin masih tercecer tak ter group dalam folder hidupmu, aku akan terus menunggu. Entah kapan kau akan tersadar, tapi aku akan terus meng expand sedikit demi sedikit untuk masuk dalam setiap outline cinta yang telah terseleksi. Semoga rasa ini akan terus bersinar cerah, karena jika redup aku akan me-replace colournya dengan warna-warna yang lebih cerah dan indah...

Salam,
Syf_Talkie-1 @ 100% (RGB/8)

Read Users' Comments (0)

0 Response to "surat seorang photoshoper"

Posting Komentar